iklan

Minggu, 22 Mei 2011

konsep kesehatan dalam Islam

Nabi bersabda: “Panasnya buah yang satu ini (kurma) akan dihilangkan oleh dinginnya buah yang lain (melon), dan dinginnya buah yang satu ini (melon) akan dihilangkan oleh panasnya buah yang lain (kurma).” Secara alami dan medis, pola makan yang dilakukan oleh sang Nabi merupakan suatu kombinasi ideal karena berprinsip pada keseimbangan asam-basa. Tubuh akan sehat jika berada dalam kondisi seimbang. Menurunnya pH sedikit saja ke arah asam atau kenaikan pH ke arah basa akan mudah menimbulkan suatu penyakit.

Oleh karena itu, kita perlu menjaga keseimbangan asam-basa tubuh seperti yang dicontohkan Rasulullah. Beliau makan kurma yang bersifat panas sebagai asam karena mengandung banyak kalori, sedangkan melon atau mentimun yang bersifat dingin banyak mengandung air bertindak sebagai basa. Antara kurma dan mentimun atau melon saling menetralkan. Sungguh, suatu kombinasi yang menyehatkan.

“Seorang anak cucu Adam tidak pernah memenuhi satu bejana pun yang lebih jelek daripada perutnya. Cukuplah bagi seorang anak cucu Adam beberapa suap makanan yang dapat menegakkan punggungnya. Jika dia harus makan, hendaklah sepertiga (dari perutnya) untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk udara,” tutur sang Nabi.

Secara medis, apabila ketiga kata kunci dalam sabda di atas dilaksanakan dengan baik maka terbukti dapat menjaga kesehatan tubuh. Menurut Suwardi bahwa ketiga prinsip ini pada intinya untuk mengurangi asupan kalori secara berlebihan. Bahwa penurunan asupan kalori akan meningkatkan sistem detoksifikasi (penawaran atau penetralan toksin di dalam tubuh). Hal ini memberi perlindungan dari kanker, gangguan daya tahan tubuh, penyakit jantung, penyakit turunan, serta dapat memperpanjang usia hidup. Sebaliknya, terlalu banyak makan akan memudahkan timbulnya radikal bebas. Radikal bebas merupakan penyebab dasar dari penyakit-penyakit kanker, kardiovaskular, dan degeneratif (penyakit turunan).

“Makan dan minumlah, tapi jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan” (Al-A’raf: 31). Larangan Allah dalam surah tersebut mengandung hikmah dan pelajaran yang berharga. Secara medis, ternyata makan dan minum yang berlebihan bisa berdampak buruk bagi kesehatan karena dapat menimbulkan berbagai macam penyakit di dalam tubuh. Penyakit karena pola makan yang salah ini disebut penyakit metabolik yang dapat diikuti dengan berbagai komplikasinya, seperti kencing manis, asam urat, hipertensi, dan penyakit-penyakit berbahaya lainnya.

Pada surah al-Jumu’ah ayat 10, kita diperintahkan bertebaran di muka bumi pada siang hari untuk mencari karunia Tuhan (baca: rezeki). Pola ini sebagai simbol fase pencernaan makanan. Pada siang hari, kita bekerja mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan kita. Dan, pada malam hari, kita diperintahkan untuk beristirahat, seperti pada surah Yunus ayat 67. Ini sebagai simbol fase penyerapan. Setelah beraktivitas di siang hari yang menguras tenaga, malam hari adalah saatnya menyerap dan charger energi untuk memulihkan sel-sel tubuh yang telah aus; mendetoksifikasi racun-racun, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar tubuh; dan selanjutnya pengeluaran pada pagi hari.