iklan

Selasa, 21 Juni 2011

MATEM,ATIKA DI DALAM AL QURAN

Keajaiban Al Quran dilihat dari sisi kandungannya telah banyak ditulis dan diketahui, tetapi keajaiban dilihat dari bagaimana Al Quran ditulis/disusun mungkin belum banyak yang mengetahui. Orang-orang non-muslim khususnya kaum orientalis barat sering menuduh bahwa Al Qur’an adalah buatan Muhammad. Padahal kalau kita baca Al Qur’an ada ayat yang menyatakan tantangan kepada orang-orang kafir khususnya untuk membuat buku/kitab seperti Al Quran dimana hal ini tidak mungkin akan dapat dilakukannya meskipun jin dan manusia bersatu padu membuatnya. Tulisan singkat ini bertujuan untuk menyajikan beberapa keajaiban Al Qur’an dilihat dari segi bagaimana Al Qur’an ditulis, dan sekaligus secara tidak langsung juga untuk menyangkal tuduhan tersebut, dimana Muhammad sebagai manusia biasa tidak mungkin dapat melakukan atau menciptakan sebuah Al Qur’an. Pandangan sains secara konvensional menempatkan matematika sebagai suatu yang prinsipil dari sebuah cabang pengetahuan dimana alasan dikedepankan, emosi tidak dilibatkan, kepastian menjadi hal yang ingin diketahui, dan kebenaran hari ini merupakan kebenaran untuk selamanya. Dalam masalah agama, ilmuan memandang bahwa semua agama sama, karena semua agama sama-sama tidak mampu memverifikasi atau menjustifikasi kebenaran melalui pembuktian yang dapat diterima oleh logika. Jadi suatu hal dikatakan valid jika ada bukti nyata, dan pembuktian ini merupakan sebuah prosedur yang dibentuk untuk membuktikan suatu realitas yang tak terlihat melalui sebuah proses deduksi dan konklusi yang hasil akhirnya dapat diterima oleh semua pihak. Dengan dasar tersebut, tulisan ini mencoba untuk membawa pembaca pada suatu kesimpulan bahwa Al Qur’an yang ditulis menurut aturan matematika, merupakan bukti nyata bahwa Al Qur’an adalah benar-benar firman Allah dan bukan buatan Nabi Muhammad. Kiranya patut juga direnungi apa yang dikatakan oleh Galileo (1564-1642 AD) bahwa . “Mathematics is the language in which God wrote the universe (Matematika adalah bahasa yang digunakan Tuhan dalam menuliskan alam semesta ini)” ada benarnya. Kebenaran bahasa matematika tersebut akan dibahas sekilas sebagai tambahan dari tema utama tulisan ini.   
Angka-angka Menakjubkan dari Beberapa Kata dalam Al Qur’an 
Kalau kita buka Al Quran dan kita perhatikan beberapa kata dalam Al Quran dan menghitung berapa kali kata tersebut disebutkan dalam Al Quran, kita akan peroleh suatu hal yang sangat menakjubkan. Mungkin kita betanya, berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencari dan menghitungnya. Dengan kemajuan teknologi khususnya komputer, hal tersebut tidak menjadi masalah. Tabel 1 menyajikan frekuensi penyebutan beberapa kata penting dalam Al Qur’an yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan tabel tersebut ada beberapa pelajaran yang dapat kita petik. Misalnya pada kata “dunya” dan “akhirat” yang disebutkan dalam Al Qur’an dengan frekuensi sama, kita dapat menafsirkan bahwa Allah menyuruh umat manusia untuk memperhatikan baik kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat secara seimbang. Artinya kehidupan dunia dan akhirat sama-sama penting bagi orang Islam. Selanjutnya pada penyebutan kata “malaaikat” dan “syayaathiin” juga disebutkan secara seimbang. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa kebaikan yang direfleksikan oleh kata “malaaikah” akan selalu diimbangi oleh adanya kejahatan yang direfleksikan oleh kata “syayaathiin”. Hal lain juga dapat kita kaji pada beberapa pasangan kata yang lain.
      Tabel 1. Jumlah Penyebutan beberapa Kata Penting dalam Al Quran
   tabel11.jpg
Sumber: From the Numeric Miracles In the Holy Qur’an by Suwaidanhttp://www.islamicity.org


Beberapa kata lain yang menarik dari tabel tersebut adalah kata “syahr (bulan)” yang disebutkan sebanyak 12 kali yang menunjukkan bahwa jumlah bulan dalam setahun adalah 12, dan kata “yaum (hari)” yang disebutkan sebanyak 365 kali yang menunjukkan jumlah hari dalam setahun adalah 365 hari. Selanjutnya  Kata “lautan (perairan)” disebutkan sebanyak 32 kali, dan kata “daratan” disebut dalam Al Quran sebanyak 13 kali. Jika kedua bilangan tersebut kita tambahkan kita dapatkan angka 45.

Sekarang kita lakukan perhitungan berikut:
·         Dengan mencari persentase jumlah kata “bahr (lautan)” terhadap total jumlah kata (bahr dan barr) kita dapatkan:
                         (32/45)x100% = 71.11111111111%

·         Dengan mencari persentase jumlah kata “barr (daratan)” terhadap total jumlah kata (bahr dan barr) kita dapatkan:
                         (13/45)x100% = 28.88888888889%

Kita akan mendapatkan bahwa Allah SWT dalam Al Quran 14 abad yang lalu menyatakan bahwa persentase air di bumi adalah 71.11111111111%, dan persentase daratan adalah 28.88888888889%, dan ini adalah rasio yang riil dari air dan daratan di bumi ini.  

SUMBER:http://alisaid.wordpress.com/2007/10/26/al-qur%E2%80%99an-sebuah-keajaiban-bersifat-matematis/ 

6 manusia penghuni surga

Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang takwa ialah seperti taman yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; buahnya tak henti-henti, sedang naungannya (demikian pula). Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa; sedang tempat kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka.” (Ar-Ra’d: 35)
Sayangnya jalan untuk menjadi penghuni surga tidaklah mudah. Banyak cobaan, ujian dan lika-liku yang harus kita tempuh agar kita bisa mendapat ridha Allah untuk menempati surga-Nya yang Agung. Hanya manusia-manusia pilihan-Nya lah yang boleh memasuki “Taman Eden” itu. Manusia seperti apa kira-kira? Allah menggambarkan 6 (enam) karakter para penghuni surga seperti dalam surat Ali Imran, ayat 133-135.
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabb-mu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, yaitu orang-orang yang menginfakkan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan juga orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka. Dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.”
Dalam ayat di atas jelas bahwa surga disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. Kita bisa simpulkan setidaknya ada 6 (enam) karakteristik manusia penghuni surga.
Pertama, Manusia bertaqwa. Taqwa sebagaimana yang telah kita ketahui bersama bisa diartikan sebagai manusia yang selalu menjaga diri dari azab Allah dengan mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya serta menjauhi apa yang Allah larang.
Kedua, Manusia derma. Selalu menginfakkan hartanya baik dikala lapang maupun saat sempit. Manusia penghuni surga selalu berusaha menunaikan apa saja yang diperintahkan untuk diinfakkan seperti zakat, shadaqah, dan tidak lupa pula nafkah bagi keluarganya. Tidak hanya di waktu lapang atau banyak harta, namun ketika dia ditimpa dengan kesempitan dia tetap berinfak.
Ketiga, Manusia sabar. Selalu menahan Amarah. Sebagian dari kita mungkin merasa takjub. Ternyata karakteristik penghuni surga adalah dia mampu menahan amarahnya. Suatu perkara yang mungkin terasa berat bagi sebagian orang.
Keempat, Manusia pemaaf. Ini juga perkara yang berat. Memaafkan dengan tidak menuntut balas meskipun dia sendiri mampu untuk membalasnya. Tapi dia lapang dada dan mau memaafkan orang yang meminta maaf dengan tulus.
Kelima, Manusia yang suka bertaubat. Bila melakukan Dosa, ia ingat kepada Allah dan Mohon Ampun kepada Allah. Inilah karakteristik penduduk surga. Bila terbuai dengan dosa, dia lantas mengingat Rabbnya dan segera meminta ampun.
Keenam, Manusia yang istiqamah pada jalan yang benar. Dia tidak meneruskan perbuatan dosa ketika dia mengetahui itu dosa. Meski dosa itu dianggap sebagai dosa keci. Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin mengatakan bahwa terus-menerus melakukan dosa dalam keadaan seseorang itu tahu bahwa itu dosa akan menyebabkan dosa kecil menjadi besar dan bisa membuat mati hati seseorang. Orang yang istiqamah pada jalan yang benar, dia adalah para penghuni surga
Itulah enam karakteristik manusia-manusia penghuni surga seperti yang ada dalam surat Al-Imran ayat 133 – 135. Tentu kita yang bertekad dan punya cita-cita masuk surga akan berusaha sekuat tenaga agar memiliki keenam sifat itu.

sumber :http://rahmatmuntaha.com/inilah-manusia-manusia-penghuni-surga/