iklan

Senin, 21 Februari 2011

Fakta Laut di dalam Al Quran

(Deskripsi Ilmiah An-Nur:40)

Laut dalam (deep sea) adalah bagian dari laut yang sangat gelap. Hingga saat ini, laut dalam masih merupakan misteri bagi manusia. Penelitian di laut dalam sendiri hingga saat ini masih sangat terbatas. Beberapa penelitian menarik yang baru-baru ini dilakukan oleh para peneliti tentang laut dalam dapat dilihat di OceanExplorer.

Hal yang menarik, adalah ketika kita coba membuka Al-Quran surat An-Nur (surat ke-24) ayat 40, yang artinya:

atau seperti gelap gulita di lautan dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barang siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun".


Ada beberapa hal yang secara ilmiah menarik untuk dibahas yaitu:
  1. mengenai gelap gulitanya lautan dalam,
  2. ombak yang di atasnya ombak (pula),
  3. gelap gulita yang tindih-bertindih,
  4. apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya
  5. barang siapa yang tiada diberi cahaya, tiadalah ia mempunyai cahaya sedikitpun.
Pada tulisan kali ini, bersumber dari fakta ilmiah yang ada, saya akan mencoba membahas poin 1, 3, 4 dan 5 saja, adapun poin 2 akan dibahas kemudian pada artikel yang lain.

Gelap gulitanya laut dalam (deep sea) telah diakui secara ilmiah oleh para ilmuwan. Menurut para ilmuwan, air tidak hanya merubah warna sinar matahari, tapi ia juga secara dramatis merubah intensitasnya (kekuatannya). Di laut terbuka yang jernih, cahaya tampak (spektrum cahaya yang bisa dilihat oleh mata manusia), berkurang 10 kali setiap penambahan kedalaman 75 meter. Artinya, pada kedalaman 75 meter terangnya cahaya hanya tinggal 10% dibanding di permukaan, dan pada kedalaman 150 meter hanya tinggal 1% saja.

Gambar di samping kiri memberikan ilustrasi dasar bagaimana cahaya dengan warna-warna yang berbeda menembus air laut. Air akan menyerap warna-warna hangat seperti merah dan jingga (cahaya dengan panjang gelombang yang panjang) dan menghamburkan warna yang lebih dingin (cahaya dengan panjang gelombang yang pendek). (Sumber: OceanExplorer)

Kondisi cahaya akan mempengaruhi fungsi penglihatan manusia dan ikan-ikanan. Mata manusia, sebagai contoh, berfungsi dengan baik pada saat terang seperti siang hari hingga pada saat hanya terdapat bintang di langit, dengan kisaran kira-kira sebesar 12 orde magnitudo dimana setiap orde menyatakan 10 kali perbedaan. Jadi, secara teori, jika intensitas cahaya di laut berkurang 10 kali setiap penambahan 75 meter, maka mata manusia hanya akan mampu melihat hingga kedalaman 900 meter saja. Sementara itu, mata ikan laut dalam diperkirakan dapat berfungsi hingga kedalaman 1000 meter. Namun demikian, mata ikan memiliki kemampuan adaptasi yang sangat baik dan barangkali 10 hingga 100 kali lebih sensitif daripada mata manusia. Di kedalam lebih dari 1000 meter, ada beberapa binatang yang memiliki fungsi penglihatan yang mampu mendeteksi bioluminescence (emisi cahaya oleh organisme hidup).

Makhluk laut yang mampu membuat cahaya terdapat di mana-mana. Bioluminescence sendiri merupakan hal yang lumrah karena ia memberikan kemampuan untuk mempertahankan diri yang sangat berarti bagi binatang yang bersangkutan. Di darat kita mengenal fenomena ini pada kunang-kunang. Cahaya ini membantu binatang untuk mencari makanan, menarik perhatian pasangannya dan mempertahankan diri dari serangan pemangsanya.

Kesimpulannya:
  1. Pengurangan intensitas cahaya 10 kali dengan penambahan kedalaman 75 meter, menjadikan laut dalam adalah tempat yang gelap gulita, selain itu pengurangan intensitas terhadap kedalaman ini menjadikan laut dalam mengalami kegelapan yang berlapis-lapis (tindih-bertindih).
  2. Kedalaman laut rata-rata adalah 3795 meter, artinya mata manusia sudah tidak akan sanggup untuk melihat apapun di laut dalam, karena secara teori manusia hanya akan mampu melihat hingga kedalaman 900 meter saja. Hal ini yang dalam surat An-Nur diumpamakan sebagai tak mampu melihat tangannya sendiri.
  3. Fenomena bioluminescence menunjukkan bahwa para penghuni laut dalam masih mampu untuk melakukan aktivitas sebagai makhluk hidup meskipun ia tinggal di kondisi yang gelap gulita. Hal ini karena mereka diberi kemampuan untuk membuat cahaya secara alamiah. Hal ini yang dalam surat An-Nur digambarkan dengan kalimat: barang siapa yang tiada diberi cahaya, tiadalah ia mempunyai cahaya sedikitpun. Artinya: barang siapa yang diberi cahaya, maka ia akan mempunyai cahaya. Sepertinya ini sebuah gaya bahasa yang sangat puitis dalam menggambarkan sesuatu.
Daftar Pustaka:
  1. Quran Viewer versi 2.9, Jamal Al-Nasir, DivineIslam.com, 2002.
  2. The Oceans, Ellen J. Prager, McGraw-Hill, 2000.
  3. Deep Light, Edith Widde, Ocean Explorer, 2005
sumber :http://agusset.blogspot.com/2005/09/fakta-laut-dalam-deskripsi-ilmiah.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar